Legislator Apresiasi Progres BMTH di Pelabuhan Benoa Bali
Anggota Komisi VI Achmad Baidowi saat mengikuti Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI dengan PT Pelindo di Pelabuhan Benoa, Bali, Sabtu petang, (25/03/2023). Foto: Wilga/nr
Anggota Komisi VI Achmad Baidowi mengapresiasi progres perkembangan Pelabuhan Benoa menjadi Bali Maritime Tourism Hub (BMTH). Hal itu mengingat sebelumnya, pada tahun 2020, Pelindo III mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp1,2 triliun untuk pengerukan kolam kapal sedalam 12 meter dan agar memberikan nilai tambah pariwisata di Pulau Dewata.
”Kita datang untuk melihat progres dari BMTH yang sudah pernah mendapat PNM, waktu itu kita menyetujui tahun 2020, pada saat itu PNM nya untuk pengerukan kolam kapal sedalam 12 meter. Alhamdulillah, sudah sebagian besar terselesaikan, tinggal beberapa tahap akhir yang masih harus diselesaikan. Saya pikir ini bagus, apalagi di tahun kemarin sudah ada dua kapal pesiar yang bersandar di pelabuhan benoa, sebelumnya tidak pernah bisa,” jelas Baidowi saat ditemui Parlementaria usai Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI dengan PT Pelindo di Pelabuhan Benoa, Bali, Sabtu petang, (25/03/2023).
Menurutnya, sudah semestinya Bali sebagai daerah wisata unggulan Indonesia didukung oleh fasilitas wisata yang mumpuni. Diketahui, Pelabuhan Benoa menjadi BMTH merupakan salah satu proyek strategis nasional, yang akan dibagi menjadi Dua Zona, yakni Zona Fasilitas Pokok seperti Zona Terminal, Zona Peti Kemas dan General Cargo, Zona Marina/ Pariwisata, Zona Curah Cair dan Gas, dan Zona Terminal Penumpang. Serta Zona Fasilitas Penunjang yakni Zona Logistik, Zona Port Associated Industry (PAI), Zona Pemerintahan, dan lainnya.
”Padahal Bali itu salah satu destinasi unggulan yang sudah mendunia kalau tidak didukung oleh fasilitas pariwisata, dalam hal ini tidak ada atau tidak bisa kapal-kapal cruise bersandar itu sangat disayangkan. alhamdulillah kini sudah bisa,” jelas Politisi Fraksi PPP ini.
Di akhir penyampaian, Baidowi berharap BMTH ini bisa terus maju dan pihak Pelindo bisa memaksimalkan potensi wisata yang ada. Apalagi kini menurutnya, Bali sudah bisa menjadi tempat transit orang untuk menunggu kapal pesiar.
”Jadi kapal pesiar itu, penumpangnya tidak harus dari tempat awal menuju tempat akhir, tapi bisa juga menunggu di Bali. Misalnya, dia penerbangan ke Bali, dan mau pulangnya naik kapal pesiar, itu sudah bisa. kalau dulu itu gak bisa. Dan bali ini menjadi titik tengah, dan ini merupakan suatu berkah tersendiri dibandingkan dengan pelabuhan-pelabuhan lain,” tutupnya. (we/rdn)